Setidaknyasaat ini Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menjadi lebih baik. Dan kita patut mensyukurinya lebih dari apapun di dunia ini. Seketika kemudian, penulis teringat akan nasihat yang lembut nan indah dari Pak Umar Hidayat dalam bukunya "Menjadi Lebih Baik". Beliau katakan, "Saat kita bersimbah peluh, letih dan lelah.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bismillah… Aku pernah berkata lelah pada sebuah pekerjaan. Bolehkah? Tentu sangat boleh. Tapi, apa diperbolehkan berkata lelah pada sebuah dakwah? Jawabannya tentu tidak. Awalnya aku memang sering merasa lelah, tapi pada nyatanya setelah mendapat cerita kanan-kiri dari seseorang, ah betapa malunya bila sempat berucap dengan sengaja kata lelah di hadapan teman atau orang lain. “Lihatlah jaman dulu itu susahnya bukan main berjuang untuk dakwah, sekarang sudah gampang. Apalagi dunia teknologi semakin canggih,” ucap para tetuha yang mengorbankan fisik, ide, dan materinya untuk menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita membaca sirah nabi, begitu luar biasa perjuangan beliau beserta para sahabat yang lain. Untuk suatu dakwah, memperjuangkan agama untuk-Nya tentu diperlukan pekerjaan yang super ekstra. Karena dakwah bukan hanya kewajiban seorang ustadz ataupun kiai. Melainkan pekerjaan semua muslim. Tidak ada kata tidak’ dan putus asa dalam perjalanannya. Perjuangan dakwah memang tidak boleh berhenti ketika kita sudah sukses mengemban satu misi yang direncanakan sebelumnya, tapi ia akan terus ada sepanjang perjalanan hidup menemani kita. Terkadang aku sadar, aku merasa tidak mampu. Berat sekali. Bosan bahkan capek dan lelah. Tapi apa semua itu ada bayarannya dari Allah? Apa ada timbal balik? Ya, tentu ada, mari kita buka kembali surah Muhammad Ayat 7, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Kehidupan ini memang amatlah singkat. Baru saja kemarin kita bermain-main dengan teman sebaya waktu kecil, eh tiba-tiba sudah dewasa, berjanggut dan punya anak bahkan cucu. Intinya tak usah ragu, karena apa yang kita perbuat, pasti akan ada ganjarannya dari Allah SWT. Entah itu langsung diberikan sewaktu di dunia, atau nanti di akhirat. Sungguh berungtunglah orang-orang yang dalam hidupnya bisa memberikan hal terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain, menyumbang sesuatu yang berarti untuk kemaslahatan umat, berkarya tiada henti untuk keperluan orang banyak. Aku teringat, Allah tidak pernah memberi beban yang kita sendiri tidak mampu melakukannya. Berarti, bila ada beban yang sekarang ini kita pikul. Tentu Allah memberikan sesuai kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Dan cukup Dia yang akan membalas semuanya. Tergantung dari kita nantinya, apakah mampu untuk berjuang, bersabar menghadapinya, atau menyerah, dan lalu tenggelam dalam keputus asaan. Kita bisa tengok sejenak seorang pembantu yang bersikap baik kepada majikannya. Tidak pernah ia mengeluh secara langsung kepada majikannnya. Paling-paling mengeluh di saat memang majikannya membuat ia teraniaya, itupun dalam hati. Berbeda saat majikannya memberi sesuatu yang pantas untuk dirinya. Sang pembantu pasti akan tersenyum, dan dengan sigap mematuhi aturan sang majikan. Nah, begitu juga yang harus kita lakukan. Allah sudah memberikan kita banyak nikmat yang tak akan terhitung jumlahnya. Ia juga memberikan apa-apa saja yang sebelumnya tidak pernah kita minta, seperti sepasang bola mata, hidung, mulut, dua daun telinga, dan lain-lain. Apakah kita masih bisa mengeluh? Sungguh celaka bila kita tidak bersyukur dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Hirupan udara yang masih diizinkan oleh-Nya mari kita gunakan dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Toh dakwah, bukan hanya berceramah di depan umum, menulis untuk kebaikan orang lain juga adalah sebuah dakwah. Mengantar seorang ustadz untuk pergi ke majelis adalah sebuah dakwah, mengajar juga merupakan sebuah dakwah. So, sudahkah kita berdakwah hari ini? Jika belum, mari lakukan setiap hari tanpa berkata Aku Lelah’. Bila tidak sekarang, kapan lagi? Apakah menunggu sampai Malaikat Izrail menyabut nyawa kita? Tidak kan!Semoga Bermanfaat, Salam Oke, Fian Lihat Cerpen Selengkapnya YaAllah bolehkah aku merindunya? Bila rasaku ini mulai meluluhlantahka n segenap hatiku aku tak sanggup untuk mulai menanggungnya sendiri aku butuh sandaran hati untuk menenangkan hatiku ini kepada siapa aku akan melabuhkan cintaku ini? dan sampai saat ini belum aku bisa temukan jawabannya. KSZI Isa berkata lagi, 'Dengan apakah dapat Aku bandingkan kerajaan Allah? AYT: Dia berkata lagi, "Dengan apakah Aku mengumpamakan Kerajaan Allah? TB: TSI: Yesus berkata lagi, "Kerajaan Allah itu Aku gambarkan juga seperti ini: TSI3: "Yang kedua, kerajaan Allah bisa digambarkan seperti.

Tangisini adalah pengobat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananKu ini. Aku sangat penat ya Allah, Penat untuk menangisi segalanya Ampunilah aku jika aku tidak beradab dengan Mu. Jika aku ini hamba Mu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur pada

Khalidmenjawab: "Ketika Allah mengutus Nabi Muhammad, seluruh kaumnya sangat memusuhinya, termasuk aku. Aku adalah orang yang paling membencinya. Setelah Allah memberikan hidayah-Nya kepadaku, maka aku pun masuk Islam. Ketika aku masuk Islam Rasulullah menerimaku dan memberi gelaran kepadaku `Saifullah' (pedang Allah)." IAberkata,"AKUlah ALLAH dan tidak ada yang seperti AKU,yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana"(yesaya 46:9,10). Alangkah indahnya kedamaian dan keyakinan yang dapat kita miliki--karena mengetahui bahwa tidak ada yang terjadi kepada kita yang terlampau sukar di perhatikan ALLAH.

FirmanAllah Azza wa Jalla yang artinya, " Dan Ibrahim telah mewasiatka n ucapan itu kepada anak-anakn ya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakk u! Sesungguhn ya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS Al Baqarah [2]: 132 )

.
  • 5s71ow1k61.pages.dev/375
  • 5s71ow1k61.pages.dev/290
  • 5s71ow1k61.pages.dev/227
  • 5s71ow1k61.pages.dev/351
  • 5s71ow1k61.pages.dev/318
  • 5s71ow1k61.pages.dev/95
  • 5s71ow1k61.pages.dev/271
  • 5s71ow1k61.pages.dev/155
  • 5s71ow1k61.pages.dev/57
  • ya allah bolehkah aku berkata lelah